Jangan Remehkan Hadits Dhaif

Jangan Remehkan Hadits Dhaif


SETELAH mengupas mengenai penggunaan hadits dhaif dalam hukum, menurut para ulama mujtahid madzhab empat, ada baiknya membahas mengenai penggunaan hadits dhaif di luar hukum, yakni dalam masalah fadha’il a’mal.

Sebagaimana dinyatakan oleh Imam An Nawawi, seorang hafidz hadits sekaligus faqih dari kalangan Asy Syafi’iyyah, bahwa penggunaan hadits dhaif dalam perkara fadha’il a’mal merupakan hal yang dibolehkan sesuai dengan kesepakatan ulama.

Imam An Nawawi menyatakan,”Dan telah bersepakat para ulama bahwa mengenai bolehnya beramal dengan hadits dhaif dalam fadha’il al a’mal.” (Al Arba’un An Nawawiyah, hal. 3)

Beberapa ulama yang menegaskan apa yang disampaikan Imam An Nawawi ini adalah Ibnu Hajar Al Haitami Al Makki.  (lihat, Fathu Al Mubin, hal. 32)

Ijma’ bolehnya penggunaan hadits dhaif dalam fadha’il juga ikut ditegaskan oleh Al Allamah Ali Al Qari, ”Hadits dhaif digunakan untuk fadhail a’mal sesuai kesepakatan.” (lihat,

Selengkapnya...

Banyak Anak Usia Dini Mudah Jadi Hafizh, Diyakini Mukjizat Al-Qur’an

Hidayatullah.com– Para penghafal al-Qur’an (hafizh) cilik belakangan ini dirasa semakin banyak bermunculan. Memang, banyak anak usia dini saat ini dirasa semakin mudah dalam menghafal al-Qur’an.

Menurut Pendiri Yayasan Fath Qur’ani Center yang juga pakar tafsir al-Qur’an, Dr Amir Faishol Fath MA, begitu mudahnya para hafizh cilik menghafal sebagai bentuk mukjizat dalam Islam.

“Inilah salah satu kemukjizatan al-Qur’an,” ujar Faishol ditemui Kelompok Media Hidayatullah (KMH, yang membawahi hidayatullah.com) di Kantor Pusat Fath Institute, Jl Buncit Raya Pulo No 15, Pulo Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (30/05/2017).

Bentuk lain kemukjizatan wahyu Allah tersebut, menurutnya, tidak ada kitab apapun di dunia ini yang dihafal oleh jutaan manusia selain al-Qur’an.

Selain fenomena itu, Faishol juga mengungkapkan contoh semakin banyaknya hafizh usia dini dewasa ini. Dimana terlihat dari program acara Hafiz Indonesia (HI) yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta setiap Ramadhan.

Pada HI tahun ini, kata Faishol yang juga juri program acara itu, banyak bermunculan hafizh di bawah usia 10 tahun yang sudah hafal al-Qur’an di bawah

Selengkapnya...

Abu Hurairah r.a., Sahabat yang Sering dalam Kondisi Lapar

ABDURRAHMAN bin Auf meriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a berkata, “Jika aku diperintahkan untuk mengikuti seseorang, lalu aku bertanya kepadanya tentang satu ayat di dalam Al-Qur’an niscaya aku lebih tahu tentang ayat tersebut daripada dirinya dan keluarganya. Namun, aku tidak mau mengikutinya, kecuali dia mau menyuguhkan segenggam kurma dan satu mangkuk tepung yang enak untuk mengganjal perutku yang lapar.”

Pada suatu malam, Abu Hurairah r.a berjalan bersama Umar r.a. Dalam perjalanan tersebut ia menceritakan sesuatu kepadanya hingga tanpa terasa mereka sudah sampai di depan pintu rumah Umar. Umar lalu menyandarkan punggungnya di pintu tersebut. Dia menghadapkan wajahnya kepada Abu Hurairah r.a.

Abu Hurairah r.a terus bercerita kepadanya. Ketika selesai menceritakan sebuah kisah, ia menceritakan kisah yang lain. Akan tetapi, tetap saja ia tidak disungguhi makanan. Karena itu, Abu Hurairah memilih pergi.

Selengkapnya...

Imam Al Bukhari Hormati Malaikat

IMAM AL BUKHARI adalah ulama yang membatasi makan, bahkan terkadang dalam sehari hanya makan satu buah atau satu biji almond.

Katika ada yang bertanya, kenapa Imam Al Bukhari melakukan hal itu, maka ia menjawab,”Aku malu terhadap kedua malaikat, hingga aku tidak sering bolak-balik ke kamar kecil dan mereka mencium bau tidak sedap.”

Hal ini dilakukan karena para malaikat tidak suka dengan segala hal yang tidak disukai pula oleh manusia. Sehingga, Syeikh Abdul Wahhab Asy Sya’rani pun melihat beberapa ulama di masanya melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan oleh Imam Al Bukhari, seperti Syeikh Muhammad bin Annan dan Syeikh Tajuddin Ad Dzakir. (Lawaqih Al Anwar Al Qudsiyyah, hal. 780)

Tip dan trik mudah menghafal Qur'an dengan rumus 20x20

Tip dan trik mudah menghafal Qur'an dengan rumus 20x20


Ahmad, seorang santri Darul Ilmi Cendekia penasaran dengan jumlah juzu’ yang dihafalkan temannya. Alih-alih menjawab pertanyaan itu, sang hafidz hanya berkata, “[Ini] privacy,” katanya sambil tersenyum.
Namun rasa ingin tahu Ahmadd menyeretnya pada sebuah momen haru, saat ia mendapatkan informasi dari kawannya bahwa sang hafidz sudah hafal 30 juz. Tabaarakallah, sungguh tawadhu saudara kita yang baru berusia 20 tahun (tahun 2011) ini. Entah dari umur berapa dia hafal Al-Qur’an.
Dari keterharuan dan rasa iri yang positif itu, Ahmad beroleh hikmah bahwa, kita harus belajar melihat orang lain sebagai inspirasi, bukan pembanding, apalagi sebagai saingan dalam arti negatif.
Menurut Thiffal Izzah Ramadhani yang menceritakan keteladan sang hafidz bahwa, adik sang hafidz juga sudah hafal Al-Qur’an dari kecil. Yang -atas kemudahan dan kemurahan Allaahu Ta’ala- berperan besar mengantarkannya untuk masuk ke dalam agama Islam, agama yang paling mulia ini. Subhanallaah.
“Adiknya yang bernama Syafa itu hafal Al-Qur’an kurang lebih sejak umur 6 TAHUN,” ujar sang muallaf.

Selengkapnya...

Iklan
banner-1